Sabtu, 01 Agustus 2015

A. TEKS CERITA SEJARAH

STRUKTUR 
orientasi (pengenalan)
peristiwa (event)
reorientasi (pengulangan pengenalan)



KAIDAH
a. Menggunakan bentuk lampau (peristiwa telah terjadi).
b. Menggunakan konjungsi untuk mengurutkan peristiwa atau kejadian, misalnya dan, tetapi, setelah     itu, dan kemudian.
c. Menggunakan keterangan dan frasa adverbial untuk mengungkapkan tempat, waktu, dan cara.             Misalnya kemarin, di rumah saya, dan pelan-pelan.
d. Menggunakan kata kerja yang menyatakan tindakan, misalnya pergi, tidur, lari, dan membeli.


MENGI8MPLEMENTASIKAN
Menginterpretasikan makna merupakan suatu kegiatan menafsirkan maksud penulis melalui tulisannya. untuk dapat menginterpretasikan makna dalam suatu teks cerpen, terlebih dahulu pembaca harus memahami struktur isi dan juga unsur indtrinsik dan ekstrinsik dalam teks tersebut. dengan menginterpretasikan cerpen kita dapat menemukan nilai-nilai moral yang disampaikan penulis dalan teks cerita pendek. sehingga selain menikmati dan memahami teks cerpen, kita juga dapat memanfaatkan nilai-nilai moral itu dalam kehidupan bermasyarakat.


PERBANDINGAN 
sumber-sumber sejarah yang dimaksud terdiri dari : 
a.       Sumber Primer
Sumber primer merupakan sumber asli yang diperoleh dari para pelaku sejarah dan saksi sejarah. Sumber primer ini diperoleh dari orang sejaman atau orang pertama yang pernah mengalami sendiri secara langsung peristiwa sejarah yang sesungguhnya. Untuk memperoleh sumber ini maka seorang peneliti harus melakukan kegiatan wawancara, sehingga dapat diperoleh sejumlah keterangan lisan terhadap obyek penelitian.
Contoh obyek penelitian sejarah adalah “Peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia” Sumber primer yang dibutuhkan adalah para pelaku atau saksi sejarah seperti Ir. Soekarno, Drs. Mohammad Hatta, Mr. Ahmad Subardjo dan lain-lain. Terhadap para pelaku atau saksi tersebut maka peniliti harus melakukan wawancara secara langsung, sehingga dapat memperoleh keterangan lisan mengenai peristiwa-peristiwa yang terjadi pada saat proklamasi kemerdekaan Indonesia.
b.      Sumber Sekunder
 Sumber sekuder merupakan keterangan lisan dari pihak kedua yaitu orang yang tahu terjadinya peristiwa sejarah tetapi tidak pernah menjadi pelaku. Pihak kedua ini merupakan saksi ahli yaitu orang-orang yang memiliki keahlian tertentu seperti 
2.      Intepretasi
Intepretasi adalah memberikan kesan, penafsiran, pendapat serta pandangan toeritis teradap sumber sejarah, baik yang berhubungan dengan isi atau materi maupun bahan-bahan yang digunakan. Dalam proses analisis sumber sejarah diperlukan ketajaman otak, sehingga dapat menyampaikan pandangan teoritis dengan menggunakan konsep-konsep dan hipotesis-hipotesis sesuai disiplin ilmiah. Sehingga proses pengungkapan kembali peristiwa sejarah tidak hanya sekedar dekriptif (naratif) namun lebih mengarap pada analisis. Contoh dalam Prasasti Tugu peninggalan Kerajaan Tarumanegara berisi bahwa : “Purnawarman dalam tahun pemerintahannya yang ke -22 telah memerintahkan untuk menggali sungai Gomati yang panjangnya 6122 busur (12 km) dalam waktu 21 hari, disamping menggali sungai Candrabhaga (kali Bekasi). Setelah selesai dilakukan selamatan dengan memberi hadiah 100 ekor lembu kepada para Brahmana.”  Dari isi prasasti 
 
 
 MENGANALISIS
Menganalisis adalah mengkaji sebuah bahasa guna meneliti struktur bahasa tersebut secara mendalam ataumelakukan suatu kegiatan yang dilakukan di laboratorium untuk memeriksa kandungan suatu zat dalam cuplikan.
Definisi lain ; menganalisa/melakukan pemeriksaan mendalam pada suatu persoalan untuk memperoleh suatu hasil
analisa atau analisis adalah menganalisa/memeriksa yang dilaksanakan terhadap sebuah benda untuk meneliti struktur benda tersebut secara mendalam.



 MENGIDENTIFIKASI 
Mengidentifikasi berasal dari kata Identifikasi yang berarti Tanda kenal diri, bukti dari penentu atau penetapan identitas seseorang sehingga Mengidentifikasi memiliki arti upaya menentukan atau menetapkan identitas seseorang.

 
MEMPRODUKSI TEKS  
 Teks adalah sebuah gambaran ilmu pengetahuan, teks adalah masa lalu, dan manusia hari ini berasal dari manusia yang ada di masa lalu. Dalam perjalanan sejarah teks kemudian menjadi sebuah alat produksi sebuah perubahan. bayangkan saja tanpa teks dari das kapital mungkin takkan ada komunis, tanpa adanya Al-Qanun fi At Tibb mungkin pengobatan modern takkan ada, tanpa adanya Origin of Species mungkin hari ini Amerika takkan berjaya, Tanpa adanya tulisan Khaled Said mungkin revolusi mesir tak akan terjadi. Babilonia hanya menjadi dongeng di kitab tanpa Code of Hammurabi. Dan Ingatlah bahwa Tuhan  bahkan  menuliskan firman – Nya di Kitab agar Manusia bisa memaknai hidupnya dan mentransformasikan sifat – sifat Ketuhanan. Teks adalah motor sebuah perubahan, alat kontrol sosial, penggerak moral yang kemudian hampir mirip dengan fungsi intelektual. Itulah kemudian selayaknya menjadi senjata kaum – kaum revolusioner yang dalam hal ini bisa disebutkan sebagai kaum intelektual.
Herwono dalam bukunya berjudul mengikat makna menyebutkan bahwa teks adalah sebuah vitamin bagi manusia, yang di mana dengan vitamin tersebut dapat memberi kesehatan bagi manusia. Menulis juga dalam pandangannya adalah sebuah proses memperoleh makna dalam hidup. Menulis & membaca aalah sebuah relasi yang tak dipisahkan. Itulah yang kemudian menjadi betapa penulis hebat seperti Antonio Gramsci, Tan Malaka, Karl Marx, Pramoedya Ananta Toer, JK. Rowlings, dll kemudian dapat mentransformasikan pencarian makna hidup mereka ke dalam bentuk tulisan kepada orang – orang yang membaca. Tulisan tersebut kemudian menjadi sebuah informasi yang kemudian perombak pola pikir manusia bahkan menjadi monumental akan sebuah gerakan sosial di masyarakat.
Ketika teks sebagai content diinsert ke dalam perangkat ruang dan waktu manusia, sebenarnya di situ terdapat sebuah aksioma yang melekat pada sifat teks itu. Yaitu kemampuannya untuk menembus sekat-sekat ruang dan waktu manusia. Teks ini adalah narasi yang abadi. Kemampuan itu tersimpan rapi pada fakta bahwa ia menggabungkan antara keteguhan dan kelenturan. Ia teguh pada kebenaran dasarnya, tapi lentur pada proses manusiawinya.
Ruang dari sistem kehidupan yang terangkai dalam teks ini adalah bumi. Sementara waktunya adalah waktu manusia sejak mereka menghuni bumi. Jadi sejarah adalah waktunya. Bumi adalah panggungnya. Manusia adalah aktornya. Teks ini adalah skenarionya. Dari situ sebuah cerita kehidupan dirakit. Itu sebabnya mengapa dua pertiga dari isi teks ini adalah ceirta kehidupan beragam manusia tentang bagaimana mereka melakoni hidup. Sisanya adalah hukum-hukum normatif yang jika diterapkan akan melahirkan sebuah cerita kehidupan yang indah. Karena sebagian besar isi teks ini adalah sejarah, maka konteks menjadi sangat penting sebagai faktor penjelas.
Sejarah adalah penulisan perjalanan aktivitas penting manusia dalam kurun tertentu. Penulisannya dilakukan berdasarkan temuan tertulis, fakta berupa peninggalan benda, hasil karya masa lalu. Belajar sejarah sepantasnya belajar pada teks sejarah tsb, tidak pada sejarah tanpa teks atau sejarah tanpa prinsip. Bangsa yang kehilangan teks sejarah tak lepas dari kondisi warga negara yang saat ini kehilangan nurani dan akal sehatnya.
Peristiwa sejarah adalah hasil dari interaksi antara manusia, ruang dan waktu. Jika kita memasukkan teks ke dalam struktur dimana manusia bertindak dalam konteks ruang dan waktunya sesuai dengan alur hidup yang tertera dalam teks.
TEKS Check logoYang lahir dari interaksi antara manusia, teks, ruang dan waktu kita sebut peristiwa sejarah berbasis teks. Karena itu, banyak pemikir dan filosof sejarah muslim saat ini berusaha membaca bentangan fenomena sejarah Islam dengan merujuk pada makna itu. Mereka mengatakan, tidak semua peristiwa sejarah dalam dunia muslim itu bisa disebut sebagai sejarah Islam. Sejarah Islam per definisi adalah catatan peristiwa kehidupan yang dilakukan oleh manusia muslim yang dibimbing sepenuhnya oleh teks. Misalnya sejarah kehidupan era Nabi Muhammad SAW dan para Khulafa Rasyidin. Peristiwa-peristiwa sejarah yang terjadi tanpa bimbingan teks tidak bisa dicatat sebagai sejarah Islam. Sebab itu merupakan penyimpangan dari teks. Atas dasar itu mereka menuntut adanya penulisan ulang atas sejarah Islam agar dibingkai dalam pemaknaan yang benar.
Sejarah kehidupan Rasulullah SAW adalah ruang dan waktu di mana teks ini diimplementasikan. Dengan begitu kita mendapatkan referensi hidup untuk memahami teks melalui kehidupan Rasulullah SAW. Jika kehidupan Rasulullah kita peroleh secara valid melalui narasi beliau atau narasi sahabat-sahabat beliau tentang beliau, maka sekarang kita mendapatkan dua teks. Dan kedua teks saling menafsirkan satu sama lain. Inilah yang dimaksud oleh para mufassirin dengan metode at tafsir bir riwayah (menafsir teks dengan teks). Misalnya tafsir Imam Ath-Thabari, Ibu Katsir dan lainnya.

MENYUNTING
  Menyunting adalah proses memperbaiki tulisan, naskah dari kesalahan ejaan, tanda baca, diksi, keefektifan kalimat, keterpaduan paragraf



MENGAPSTRAKSI 
Cerita ulang (recount) atau rekon adalah teks yang menceritakan kembali pengalaman masa lalu secara kronologis dengan tujuan untuk memberi informasi, atau menghibur pembacanya, atau bisa keduanya.

Cerita ulang terdiri atas tiga jenis, yaitu rekon pribadi, rekon faktual (informasional), dan rekon imajinatif.
  1. Rekon pribadi adalah cerita ulang yang memuat kejadian di mana penulisnya terlibat secara langsung.
  2. Rekon faktual (informasional) adalah cerita ulang yang memuat kejadian faktual seperti eksperimen ilmiah, laporan polisi, dan lain-lain.
  3. Rekon imajinatif adalah cerita ulang yang memuat cerita imajinatif dengan lebih detil.
 Suatu teks cerita ulang terdiri atas tiga bagian, yaitu:
  1.        orientasi : informasi yang menjawab apa?, di mana?, siapa?, kapan?, dan mengapa? ;
  2.         rentetan peristiwa (events) : Isi cerita ulang atau Terjadinya Peristiwa
  3.        reorientasi atau kesimpulan penulis akan kejadian-kejadian yang diceritakan ulang.
·    Teks cerita ulang dapat diubah menjadi teks lain sesuai dengan kebutuhan. Proses untuk mengubah teks cerita ulang menjadi bentuk teks lain dinamakan dengan istilah mengonversi. Dalam mengonversi cerita ulang menjadi teks lain, yang berubah hanya model teks, sedangkan bagian isi tetaplah sama.
    
Proses yang harus dilakukan dalam mengonversi teks cerita ulang, berikut:
  1. membaca teks ulang secara keseluruhan
  2. mencermati pilihan kata (diksi) yang tepat dalam teks cerita ulang
  3. merangkum isi teks cerita ulang secara menyeluruh
  4. menentukan jenis teks apa yang digunakan sebagai konversi
  5. menulis ulang teks cerita ulang dalam bentuk lain
  6. merevisi bentuk teks baru jika memungkinkan ada kesalaha       

Tidak ada komentar:

Posting Komentar